upcoming event(s)

Wednesday, November 08, 2006

Renungan untuk MARISSA DANASTRI

09 Oktober 2006

Renungan ini semata-mata hanyalah sebuah buah pemikiran objektif dalam proses introspeksi diri gw malam ini…

(11.27)


Berulang-ulaaaaang kali hal ini jadi masalah buat lw, tapi kenapa lw nggak juga do something about that, padahal lw tau banget dampak negatifnya! Ini bukan pertama kalinya ada orang yang bilang kaya gitu ke lw, Cha. Masih untung yang bilang itu temen deket lw, kalo ternyata yang bilang itu orang yang sama sekali nggak kenal lw, nggak sama-sama lw setiap hari-nya, yang nggak tau lw yang sebenernya, yang nggak selalu bisa nerima lw apa adanya…Gimana?! Bisa-bisa, itu bothering kan?


Di sisi lain, kita sama-sama sadar kalo solusi yang udah pernah kita coba malah jadi blunder yang ngasih kita impact lain yang sama-sama menggigit. Walaupun di balik usaha itu terdapat suatu niatan tulus dari diri lw untuk bisa mengubah suatu pandangan negatif menjadi pandangan yang—walaupun nggak bisa dibilang positif—seenggakya masuk dalam kategori aman. Terkadang orang lain emang nggak mau tau sama apa yang kita alami, seperti apa sebenernya kita, n alasan-alasan yang berkesan hanyalah sebuah pembenaran atas apa yang kita lakukan.


Perubahan, mungkin ini yang diperlukan untuk menghilangkan—at least me-reduce—segala prasangka maupun pandangan orang yang sebenarnya salah terhadap gw. Entah perubahan seperti apa, ke arah mana, dan berdampak apa, lw sendiri yang harus mencari tau. Perubahan ini pastinya bersifat vital bagi lw. Sejak dulu, banyak banget usaha yang udah lw coba untuk bisa menyukseskan perubahan ini, tapi kenyataannya? Hal ini terus aja berulang n terjadi lagi pada lw sampai akhirnya hal ini dilupakan oleh lw maupun orang-orang di sekitar lw (Thank God) walaupun pada akhirnya lw nggak tau apa dengan begitu maka mereka udah memberikan pembenaran atas hal itu atau mereka cuma nggak pengen membahasnya lebih lanjut. Apapun itu, lw tetep bersukur karena dengan begitu, nggak perlu ada perubahan itu.


Kali ini, hal kaya gitu kemungkinannya kecil, mengingat kehidupan kampus yang penuh dengan individu2 yang individualistis di mana peluang untuk bisa meunjukkan salah-nya pandangan atau prasangka mereka itu sangatlah kecil. Maka dari itu, dibutuhkan suatu usaha sepihak (yakni dari diri lw, Cha…) untuk melakukan sebuah perubahan besar (I mean it!) yang sebelumnya menuntut lw untuk memilih antara memperjuangkan pride atau rights. Well, it’s up to you…Keputusan di tangan lw, gw sebagai sisi paling objektif dari diri lw cuma bisa memberikan pendapat or setidaknya menunjukkan pandangan2 yang belum terlihat oleh lw. Emang, apa yang gw bilang ini bukanlah sesuatu yang cling! Langsung bisa terbukti keampuhan dan khasiatnya, masih dibutuhkan banyak formula untuk bisa membuatya manjur (obat kali…).


Dalam hal ini sudah pasti dibutuhkan suatu NIAT yang sungguh-sungguh dalam mempertahankan perubahan signifikan, bahkan—tanpa bermaksud melebih-lebihkan—fundamental ini. Ditambah lagi dengan KETEGUHAN dalam usaha mengatasi hal yang telah melekat dan menjadi brand image yang seringkali memikat untuk kembali. Hal ini juga harus disertai KETABAHAN yang berlipat ganda, di mana sudah bisa dipastikan bahwa sebuah perubahan akan membawa lebih banyak kontra daripada pro-nya, even, bahkan kalau perubahan itu ke arah yang lebih baik. Karena yang bisa meredam, baik pro maupun kontra—yang seringkali subjektif—ini hanyalah konsistensi dalam pembuktian implementasi perubahan yang bersangkutan (cadaaaas gak seeeeh bahasanya!). Untuk itu, hal terakhir yang diperlukan adalah KONSISTENSI which relates to continuity.


Bisa nggak lw konsisten sama perubahan yang menuntut banyak konsekuensi dari lw, Cha?!

Bisa nggak lw tabah menghadapi segala kontra2 yang pasti bakal muncul?

Bisa nggak lw tetep teguh walaupun banyak hal mendasar yang memikat lw untuk tetap bertahan?


Bisa nggak lw meniatkannya kalo ternyata…ujug-ujungnya lw tau kalo lw cuma berusaha untuk jadi orang yang bukan lw, yang ternyata cuma usaha lw dalam memenuhi tuntutan pihak-pihak yang punya arti lebih buat lw, dan ternyata semua itu cuma akan bikin lw nggak nyaman sama diri lw…?!


Baru kemaren lw sadar kalo tanpa perubahan itu pun lw belum 100% adalah diri lw, bahkan lw bilang kalo halnya lw masih ngerasa NGGAK BIASA alias nggak NYAMAN sama diri lw yang sekarang ini. Terus, kalo perubahan ini harus jadi deadline lain dari hidup lw, atau halusnya harus jadi masukan positif buat lw…


Apakah lw sanggup untuk bisa melakukannya?

Apa dengan begitu lw bisa membawa diri lw ke arah yang lebih baik?

Just answer this question, first…



May the force be with you…

,,another part of you,,




to:
,,IchaCykKmuSmw,,

No comments: