upcoming event(s)

Friday, November 03, 2006

NII around us...

21 September 2006

Sebelomnya nih gw sih jujur aja,,gw belom pernah denger gossip ampe se- santer ttg adanya oknum NII di perguruantinggi-perguruan tinggi kita. Sekarang, setelah gw tau adanya isu itu, gw jadi khawatir sama apa yang sebenernya ada di balik ini. Bukan sama aa yang udah terjadi sama orang-orang yang disebut korban, karena terus terang gw nggak tau itu beneran terjadi atau nggak. Masalahnya gw nggak liat langsung. Jadi apa yang gw bakal bahas, mungkin cuma pandangan gw secara umum aja. Yah syukur-syukur bisa dijadiin masukan buat orang-orang yang mau baca ;)
Negara Islam Indonesia…Hmmmh… Kalo kata guru sejarah gw (Pak Carsum yg imut), dulu jaman-jamannya negara kita baru merdeka, ada tuh yang namanya ancaman dari dalam negeri. Kalo nggak salah sih tahun 49-an waktu jaman-jamannya demokrasi liberal (yang kabinetnya gonta-ganti ampe tujuh kali itu) dan ancaman itu macem-macem bentuknya. Nah, salah satu yang paling besar, membahayakan kebhinekaan, luas jangkauannya, susah ditumpas, n lama banget bercokol itu namanya DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia). Gerakan ini mulai keliatan banget sejak Sekarmadji Maridjan (SM) Kartosuwirjo memroklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) di Malangbong Jawa Barat

Menurut sumber yang terpercaya ;p NII ini punya pandangan kalo Islam itu merupakan suatu territorial dan adalah tugas umatnya untuk membangun pemerintahan alias negara. Sejauh yang gw tau, intinya sih gitu, tapi untuk hal ihwal yang lebih dalem lagi sih 4JJhuallam….
Apa yang udah kejadian di sekitar gw, nggak sepenuhnya gw tau. Yang gw tau sih NII jaman dulu,, sewaktu taun 80-an. Mereka emang tersebar di kampus-kampus. Di masjid salah satu kampus di Jawa Barat, kegiatan kelompok itupernahgw denger ceritanya. Jadi, mereka (NII) terbiasa terlihat eksklusif dalam artian : dunia itu Cuma berlangsung di antara anggotanya, jadi mereka cenderung tertutup sama hal-hal yang berbau duniawi n memilih dalam bergaul, dalam artian : Cuma sama orang-orag yang mereka anggep potensial atau berkepentingan untuk diajak bergaul. Mereka melaksanakan hukum islam dengan saklek, jadi di luar apa yang dibenarkan islam berarti salah. Walaupun kadang, ada yang nggak sesuai sama islam tapi mereka anggap benar, contoh : dalam nikah, mereka nggak perlu izin orang tua walaupun orang tuanya masih ada,, jadi orang yang mereka anggap ‘’guru’’ sah-sah aja menikahkan mereka. (Wth ?) As we know, dalam Al-quran kan kaya gitu udah diatur, yang namanya Munakahat itu emang ada.


Dalam mengajak orang untuk ikut ke dalamnya, mereka punya sistem yang namanya brain-washing, di mana seseorang diajak diskusi dengan asumsi semuanya kembali ke titik nol, semua yang kita tau itu salah, n kita nggak tau apa-apa. Dari situ, baru orang tersebut diajak ber-argument dan dari situlah dimulai yang namanya brain-refilling dengan doktrin2 mereka apabila orang tersebut gagal mempertahankan argumentnya. Biasanya sih kaya gini nggak bisa cuma satu atau dua kali, biasanya itu rutin. Sarananya itu pengajian-pengajian tapi sifatnya tertutup. Padahal kita kan tau yang namanya pengajian itu terbuka bagi semua umat islam. Mereka juga biasa mengadakan training, di mana mereka akan ngaak jamaahnya pergi ke luar kota selama berhari-hari. Biasanya doktrinasi yang paling kuat bakal terjadi saat itu.
Apa yang terjadi sekarang-sekarang ini yang katanya atas nama NII, nggak terlalu jelas bener atau nggaknya. Masalahnya yang bikin rancu itu malah isu-isunya. Isu yang katanya ada iuran-iuran yang jumlahnya gede, n yang paling bikin heboh itu : ada syarat lain untuk masuk islam selain niat n baca syahadat. Kita harus tau kalo itu nggak bener, nggak bener, n sekali lagi nggak bener.


However, isu selamanya tetep isu,, nothing can prove it but evidence. Gw sebagai orang islam, sangat nggak setuju kalo sampe ada perpecahan dalam agama, apalagi agama gw. Gw benci sama hal-hal yang mengancam kebhinekaan Indonesia, apalagi mengatas namakan agama. Gw juga benci orang-orang yang mengambil keuntungan di situasi kaya gini dengan menyebarluaskan berita nggak bener udengan mengatasnamakan orang.

Gw sebagai orang yang moderat (apa siyh…) memilih untuk menyikapi ini dengan bijaksana (alaaaah… sotoy banget sih). Istilahnya nih ya kalo dalam Statistika Bisnis & Ekonomi (alaaaaah….), ada yang namanya sebaran normal, di juga terdapat nilai-nilai ekstrim yang bisa dengan mudah memperkecil atau memperbesar nilai mean. Jadi, dalam kehidupan ekstrimitas-ekstrimitas yang bisa merusak akidah, persatuan, n semua nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat pasti selalu ada,, tinggal bagaimana kita menyikapinya. Setidaknya, kita masih berada pada kisaran-kisaran nilai mean—amiiin—di mana kita nggak akan merusak nilai rata-raa dengan kata lain nggak akan meyimpangkan n merusak persatuan, akidah, n nilai-nilai positif lain yang udah ada. Kita juga jangan jadi parno atau suuzon sama sesuatu yang kita emang kita percaya. Kita harus tetep focus dalam hidup, baek duniawi maupun kehidupan rohani.

Dalam menyikapi isu di kampus, gw akan tetap menghormati orang yang punya pendapat berbeda sama gw n gw masih dengan senang hati mengikuti pengajian n mentoring keagamaan yang jelas penyelenggara n tujuannya (e.g. mentoring MANKIW—lho kok mentor OPK?! He..he..). Gw percaya yang tau bener atau salahnya perbuatan kita itu cuma 4JJ SWT. Nggak ada yang bener-bener bisa men-judge sesuatu atau seseorang itu bener atau salah selain DIA. Maka dari itu ada yang namanya guideline, yang nggak lain kalo untuk orang islam: Al-Quran n Sunah Rasul. Kalo dalam hidup bermasyarakat ita punya yang namanya HUKUM. Untuk itu, selama kita masih jadi WNI yang pengen kedamaian di dunia dan di akhirat nanti,,kita taati aja apa yang udah jadi guideline bagi kita, baek dari segi agama maupun bermasyarakat. Buat kalian: orang-orang yang masih lost & troubled di luar sana, orang-orang yang TAU hal yang bener tapi malah nggak melakukannya, orang-orang yang sengaja menciptakan MASALAH dan menghancurkan keutuhan bangsa: Semoga kalian bisa membuka mata dan hati untuk melihat dan memikirkan kembali dampak akibat penyimpangan dan ekstrimitas yang kalian buat, SADAR! Karena semuanya BELUM TERLAMBAT!

“It is now the moment when by common consent we pause to become conscious of our national life and to rejoice in it, to recall what our country has done for each of us, and to ask ourselves what we can do for our country in return.” (JUSTICE HOLMES - Memorial Day)

“Don’t look back in anger...” (OASIS)


May the force be with you,,


,,IchaCykKmuSmw,,

No comments: